Senin, 04 Mei 2015

Resensi Buku “Langkahkan Kakimu

"Resensi Buku “Langkahkan Kakimu”

Identitas Buku
Judul Buku          : Langkahkan Kakimu
                             Upaya Mengubah Keadaan Diri Tanpa Lupa Diri
Penulis                 : Endri Safudin
Penerbit                : PT Elex Media Komputindo
Cetakan                : 2015
Tebal                    : 176
Kategori               : Motivasi

Ulasan buku
Buku “langkahkan Kakimu” karya Endrik Safudin adalah buku yang berjenis kelamin motivasi atau hikmah. Banyak hal-hal positif dan memotivasi yang kita petik dari buku yang ditulis oleh dosen hukum di STAIN Ponorogo itu.

Dari judulnya saja sangat dinamis, melangkahkan kaki berarti bergerak dan mengalir. Bergerak dan berjalan ke depan, mengalir menuju muara kehidupan. Tiada keberkahan tanpa pergerakan, air yang diam akan rusak, membusuk, dihuni jentik-jentik nyamuk yang membahayakan. Walau sedikit air yang mengalir adalah thoohirun muthohhirun, suci lagi menyucikan, jika  air itu diam dan tidak ada hitungan satu qullah maka menurut fiqih tidak dapat dipakai bersuci. Oleh karena itu mbah-mbah kita dulu sering menasehati “Sopo sing gelem obah Insyallah mesti mamah”  (siapa saja yang mau bergerak Insyallah akan makan), begitu juga para Ulama sering mengatakan :
البركة في الحركة
“Keberkahan itu di dalam pergerakan”

Itu baru judulnya saja sudah sangat menginspirasi, untuk lebih masuk ke dalamnya saya sebenarnya tidak terlalu berani membahasnya. Karena saya sendiri belum punya bukunya. Hanya kemarin saat bedah buku yang diselenggarakan oleh Komunitas sedulur Caping Gunung Tuban pada tanggal 2 mei 2015 bertempat di lantai dua Doome Rest AreaTuban sempat dikupas puzzel-puzzel dari isi buku tersebut. Diantara yang sempat saya ingat adalah sebuah kalimat yang berbunyi :
“Kesuksesan itu seberapa besar waktu anda bermanfaat dan memberikan kebahagiaan bagi ayah, ibu, istri, suami, anak-anak, dan orang-orang di sekitar anda” –Endrik Safudin.

Ini adalah sebuah ungkapan yang cukup humanis. Keberhasilan seseorang sebenarnya bukanlah keberhasilan yang bersangkutan saja, namun keberhasilan yang sejati adalah saat kehadirannya memberikan makna dan warna keberkahan dan kemanfaatan buat orang lain. Semisal keluarga kita dan masyarakat luas tentunya.

Saya jadi ingat pelajaran Mahfudhot yang saya pelajari dulu sewaktu masih  belajar di PP. ASSALAM Bangilan Tuban tentang makna serupa ungkapan diatas :
خير النّاس أنفعهم للنّاس
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfat bagi sesama”

Jadi point penting yang patut kita garis bawahi bahwa kesuksesan kita yang sebenarnya adalah saat kita bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain. Dan tentunya masih banyak tebaran mutiara hikmah yang yang dirangkai oleh Endrik dibukunya.

Kelemahan buku ini yang pertama saya belum memilikinya, jadi  secara detail saya belum bisa mengungkapkannya karena memang ya belum membaca. Jadi saya baru dapat mengupas judul dan kutipan yang sempat disampaikan penulis saat bedah buku kemarin di Rest Area Tuban. Dan yang pasti menurut saya tidak ada buku yang jelek, buku apapun adalah sumber vitamin, dan gizi yang dibutuhkan oleh otak dan jiwa kita sebagaimana makanan yang dibutuhkan badan jasmani kita. Sekian. Joyojuwoto

1 komentar: