Senin, 20 April 2015

“Wahyu Panca Darma”

“Wahyu Panca Darma”

Di pedalaman rimba Kamiyaka, Yudistira berjalan tergesa menuju pemondokannya khawatir kalau-kalau ada mata-mata Kurawa yang memergokinya. Karena saat itu ia dan kelima saudaranya sedang menjalani hukuman buang. Jika dalam waktu yang ditentukan kok sampai tertangkap basah oleh Kurawa maka para Pandawa harus mengulangi masa pembuangannya mulai dari awal lagi.

Dalam ketergesaannya tiba-tiba Yudistira dikejutkan oleh datangnya seekor merpati, dan yang membuatnya terpana ternyata merpati itu bisa bercakap layaknya manusia. “Wahai paduka tolonglah saya, saya sedang dikejar oleh seekor elang dan akan memangsa saya” begitu kata merpati dengan raut wajah ketakutan. Yudistira pun menyanggupi untuk memberikan perlindungan kepada merpati yang malang itu.

Tak berselang lama muncullah seekor elang, burung pemakan daging itu pun bisa berbicara, “Wahai tuanku kenapa engkau menghalangi langkahku untuk memburu dan memakan merpati itu ? bukankah telah menjadi kodrat alam bahwa saya harus memakannya ? “ protes elang yang dihalang-halangi oleh Yudistira.

Yudistira menjadi bingung, membiarkan merpati untuk dimangsa elang ataukah tetap melindunginya, namun akhirnya Yudistira tetap pada pendirianya untuk melindungi merpati itu. Ia pun berkata kepada elang : “Wahai elang, saya telah berjanji untuk memberikan perlindungan kepada merpati ini, jadi mohon kau lepaskan dia, kau boleh mencari binatang lain semisal rusa, tikus ataupun kelinci” jawab Yudistira.
“Tidak tuanku, hari menjelang malam jika saya tidak segera memangsa merpati itu, kasian anak-anak saya menunggu dirumah,apakah  tuanku rela anak-anak saya menunggu saya dengan kondisi lapar dan kedinginan ?” ucap elang membela diri.
Yudistira makin dilema, janjinya untuk melindungi merpati harus dipenuhi, namun di sisi lain ada seeekor elang yang juga perlu dikasihani karena sedang meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil disarang, sedang hari mulai gelap. Da tak ada satupun mangsa yang ia dapat. Yudistira akhirnya berkata : “Wahai elang aku akan menukar daging merpati dengan daaging saya, silahkan kau ambil mana yang kau suka”.

Selanjutnya tanpa disangka Yudistira menghuus pedang dan mengayunkan kearah tangannya. Namun sebelum pedang itu menyentuh kulitnya burung elang menerjangnya, hingga jatuhlah pedang dalam genggaman Yudistira.
Seketika itu berubahlah elang menjadi Batara Guru, sedang merpati tadi berubah menjadi Batara Narada. Dewa penguasa Kayangan itu sengaja datang untuk menguji keteguhan dan ketulusan Yudistira. Nyatalah anak Pandu itu lulus dia memang layak mendapat gelar Darmaputra. Selanjutnya Batara Guru memberikan wejangan kepada Yudistira dengan “Wahyu Panca Darma”.
Wahyu panca darma tidak berwujud seperti benda-benda pusaka sakti, wahyu panca darma merupakan lima ajaran kebaikan yang hanya bisa ditangkap oleh perasaan dan  pemahaman yang purna tentang kemuliaan hidup. Dan Yudistira adalah orang yang tepat untuk mendapatkan wahyu itu.
Dalam wejangannya wahyu panca darma dilambangkan dengan empat elemen kehidupan yang bersumber dari cahaya Tuhan. Lambang-lambang itu meliputi :
-          Elemen Bumi, yang melambangkan ibu pertiwi yang selalu mengasuh seluruh kehidupam makhluk yang berada diatasnya
-          Elemen Api, yang berarti kekuatan yang mampu meleburkan benda-benda keras dan menjadi penerang bagi sekitarnya
-          Elemen Air, yang menjadi sumber kehidupan di muka bumi
-          Elemen Angin, memiliki daya menguasai segala ruangan baik luas maupun sempit
Empat elemat diatas menjadi dasar dari unsur kehidupan dan kesadaran manusia. Bumi ibarat tubuh, Api adalah nafsu, Angin adalah nafas, dan Air adalah darah. Keempat elemen tadi bersumber dari nur Ilahiyyah yang menerangi kehidupan manusia.
Panca darma adalah kewajiban yang harus dilakukan makhluk Tuhan ketika ia ditunjuk menjadi khalifah fil ardi mengusung tugas mulia sebagai rahmatan lil ‘alamin, memayu hayuning bawana dan menjaga keseimbangan jagad semesta. Secara tegas ajaran panca darma mengajarkan kepada manusia untuk selalu ingat kepada sangkan paraning dumadi, ingat wajibing agesang. Ingat dari mana kita ada dan ingat akan kewajiban hidup yang kita emban.
Secara gamblang ajaran panca darma meliputi :
1.      Tak ada yang kau sembah pertama kali, kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa
2.      Menghormati dan menjaga martabat orang tua, khususnya Ibu
3.      Suka menolong para ahli agama, karena dari mereka kita mampu mengenal ajaran Tuhan
4.      Suka menolong dan memberi makan kepada anak yatim piatu
5.      Suka menolong dan menghibur hati orang yang menderita cacat tubuhnya.
Itulah inti ajaran Panca darma yang diberikan oleh Batara Guru kepada Yudistira alias Darmaputra. Ajaran vertikal dan horisontal secara utuh dan seimbang. Menyembah kepada Tuhan dan berbakti kepada sapada padaning tumitah di alam semesta. Sekian. Joyojuwoto.

1 komentar: