Sabtu, 28 Maret 2015

"She yang menginspirasi"

Wow.............!!!! Koncoku.....boloku.....tanggaku.....adik kelasku.....muridku ;) (yang ini ngaku-ngaku) haha... masuk koran, begitu saat saya membuka lembaran Radar Bojonegoro pagi ini tanggal 28 maret 2015. Ada rasa bangga, senang, ada  euforia memenuhi kepalaku, ketika melihat foto di kolom SHE. Foto yang sangat kukenal, ya saya ulangi lagi sangat kenal sekali pakai banget..karena memang Ukhti Yuniarta Ita purnama satu almamater, satu pondok, satu madrasah dengan saya. 

Saya kira semua teman-temannya, bapak-ibunya, ustadz-ustadzahnya dan orang-orang yang berada dalam lingkarannya seperasaan dengan saya. Senang dan bangga. Dan kebanggaan itu memang harus dibayar lunas dengan pengorbanan dan kerja keras. Begitu yang saya baca dari gerak hidup yang dilakukannya setiap saat.

Satu yang layak menjadi catatan dari Ita sebagaimana yang ia katakan di Radar dan saya juga mengamiinya, bahwa hidup itu harus memberikan manfaat untuk banyak orang. Dan ia ingin terus tanpa putus beramal khususnya di dunia pendidikan. Dalam istilah jawanya "Urip kuwi kudu Urup" hidup itu harus bisa menghidupi dan menyinari sekitar, mengabdi penuh dedikasi kepada negeri.

Tekad gadis kelahiran Bangilan yang selalu muter Bangilan-Bojonegoro-Solo yang tak pupus itu tumbuh dan berkembang karena sosok yang ia kagumi dan kita kagumi bersama, beliaunya Abah moehaimin Tamam yang selalu memompakan semangat perjuangan di hati para santrinya. Diantara gemblengan yang sangat menginspirasi adalah "Berani Hidup Tak Takut Mati, Takut Mati Jangan Hidup, Takut Hidup Mati Saja". sebuah mutiara hidup yang luar biasa. Membakar, menguatkan, menghidupkan, memprofokasi agar para santri siap untuk menghadapi segala persoalan hidup. Ini bukanlah radikalisme, bukan ekstrimisme, namun ini adalah jalan para pejuang, jalan para petarung, dan jalannya para juara.


Masuk koran bagiku adalah prestasi tersendiri, apalagi masuk kolom yang menginspirasi banyak orang, khususnya diseluruh pelosok Kabupaten Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan, asal jangan masuk koran karena kriminil saja. Dan Ita telah membuktikan itu, ia telah menuaikan janji pada Kyainya, pada pondoknya bahwa hidup adalah perjuangan, bahwa keyakinan itu mampu menggapai apa-apa yang tidak dapat dipikirkan oleh otak. Oleh karena itu tutur Ita : "Sekali bermimpi perjuangkan mimpi itu sampai berhasil". 

Wah...!!! semangat sekali ya... apakah juga termasuk mimpi dia yang ingin menjadi pengasuh kanguru di negeri satu benua Australia ya !!!!!. sekian. Jwt


4 komentar: