Jumat, 27 Februari 2015

Cinta Yang Sederhana



Cinta Yang Sederhana



Apabila cinta tidak berhasil…
BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…
bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…

Puisi cinta sang Nabi dari lebanon ini sangat sederhana dan manusiawi. Coba perhatikan ia menulis "Apabila cinta tidak berhasil, bebaskan dirimu... Kalimat ini sangat elegan, cinta yang tidak seperti di negeri dongeng, cinta yang biasa seperti yang ada di sekitar kita, puisi cinta yang tidak memabukkan bagi pembacanya. Jika cinta kita pada seseorang tentu masih banyak lagi pilihan yang bisa kita buat. Tidak sekedar galau, tidak bilang cinta mati namun memberikan pilihan hati untuk kembali melebarkan sayapnya, karena pada dasarnya masih banyak pilihan-pilihan realistis ketimbang kita mabuk kepayang seperti kisah-kisah cinta di negeri dongeng.

Begitulah seorang Kahlil Gibran, puisi-puisi cintanya memang kaya akan makna walau kadang sederhana, kadang pula puisinya atraktif dan mengobsesi banyak orang untuk menjadi puitis dan nyastra. Saya pun dulu punya koleksi buku-buku Kahlil Gibran walau tidak banyak ada sekitar lima sampai enam judul buku.

Menurut saya puisi diatas sangat luar biasa. Biasanya puisi tentang cinta diksi-diksi yang dipilih mendayu-dayu dan melankolik, memberikan efek trance bagi pembacanya. Namun puisi diatas sangat sederhana dan memberikan nuansa kebeningan jiwa, seperti sebuah mantra menentramkan, seperti untaian doa yang memurnikan. Tidak ada deburan gelombang nafsu dalam mencintai, cukup hening, tanpa isyarat, tanpa tanda. Cinta yang sederhana.

Namun ternyata cinta sang pemilik Sayap-sayap Patah ini tidak sesederhana seperti apa yang ditulisnya. Cintanya kepada beberapa perempuan kandas di tengah jalan, hingga ia membujang sepanjang hidupnya. Kondisi patah hati ini oleh Kahlil Gibran diubah menjadi energi yang tak pernah mati guna menorehkan puisi-puisinya yang melegenda sepanjang masa.

“Dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir” kata Jendral  Tian Peng alis Cut Pat kay, murid Biksu Tom San Cong itu selalu menderita hidupnya karena cinta. Memang cinta yang tidak dilandasi rasa kesederhanaan akan membawa derita yang tak berkesudahan. Oleh karena itu Rosulullah mengajarkan cinta yang sederhana cinta yang sewajarnya. Beliau bersabda :

أحبب حبيبك هونا ما عسى ان يكون بغيضك يوما ما
وابغض بغيضك هونا ما عسى ان يكون حبيبك يوما ما

“Cintailah kekasihmu sekedarnya, sebab bisa jadi suatu saat nanti akan kau benci, dan bencilah orang sekedarnya saja bisa jadi akan kau cintai suatu saat nanti”

Sungguh luar biasa sabda mulia beliau Nabi Muhammad Saw, sabda yang akan menjadi mata air pengetahuan sepanjang masa, menjadi bintang penerang kala gulita,  bahagialah yang mengikuti petunjuknya.

Dulu kita juga sering dengar Embah-embah kita memberikan nasehat yang cukup singkat tapi mengena, “Ojo Gething Mundhak Nyanding” jangan membenci yang terlalu, siapa tahu kelak ia akan menjadi pendampingmu akan menjadi orang yang dekat dengan kamu.

Kata kunci kebahagiaan adalah kesederhanaan, sederhana dalam hal apapun,  dalam berfikir, dalam bekerja, dalam hal makan, minum, mencintai, membenci dan semuanya. Bahkan dalam beribadah kepada Tuhan pun harus kita lakukan dengan sederhana. Apa adanya. Karena sikap berlebihan dan terlalu akan membawa pada kesengsaraan. Jadi railah cinta dengan sederhana, walau kadang cinta tak sesederhana seperti apa yang kita fikirkan. Jwt/27.02.15

2 komentar:

  1. Berinadah ni typo ya? Maksudnya beribadah?

    BalasHapus
  2. Mbak Agiasaziya thank's mbak dah dikoreksi...iyo salah ketik, hehe....

    BalasHapus