Senin, 24 Februari 2014

Ini Penjelasan Dr. Dino Patti Djalal sebut santri ASSALAM Bangilan lebih baik dari pelajar Amerika


Banyak yg tanya - dan kritik - kenapa sy katakan santri2 Pondok Pesantren Assalam lebih tangguh dari siswa2 SMA di AS. Siak penjelasan sy

1. Santri2 pesantren Assalam bangun jam 3.30 pagi, langsung sholat Subuh rame2, langsung belajar kelompok - yg paling senior bimbing yg junior

2. stlh belajar pagi, mrk mandi, lalu sekolah jam 7 sampai siang, break, sekolah lg, extrakurikuler, makan mlm, belajar +tidur jam 10 mlm

3. Santri2 Assalam menyambut saya dgn 3 bahasa : Indonesia, Arab dan Inggris. Sebagian diskusi dlm bahasa Inggris. Pertanyaan2nya tajam.

4. Santri2 pesantren Assalam sangat disiplin, tidak pernah mengeluh dan semuanya sangat menurut dan taat pada Ustad dan Ustadzah

5. Santri2 Assalam semuanya hidup dlm suasana gotong-royong, saling menjaga dan saling mengajar, dan sangat open-minded thdp dunia luar

6. walaupun banyak dari keluarga tidak mampu, santri2 Assalam sama sekali tidak merasa rendah diri, dan sambut sy dgn penuh percaya diri.

Sumber : https://twitter.com/dinopattidjalal



Jumat, 21 Februari 2014

Pondok Pesantren Dalam Prespektif Kompetisi Global

Pondok Pesantren Dalam Prespektif Kompetisi Global

www.4bangilan.blogspot.com - Terlahir dari seorang ayah yang berpendidikan termasuk semangat tersendiri bagi seorang anak. Tidak dipungkiri lagi, pasti di masa remaja atau ketika ia menginjak dewasa seorang anak akan berfikir “kalau ayahku berhasil ahu harus lebih berhasil”. “kalau ayahku lulusan S1, aku harus lulus S2”. Dan jangan sampai  kefikiran “Toh hidupku sudah enak dengan profesi ayah, untuk apa aku bekerja lebih keras ?”. Inilah salah satu factor Dr. Dino Patti Djalal bisa seperti sekarang ini menjadi duta besar. Bayangkan beliau rela menjadi tukang cuci piring demi bangku kuliah, di satu sisi beliau adalah anak seorang duta besar melakukan apapun agar bisa melampaui siapapun. Dari tukang cuci piring menjadi duta besar RI untuk AS. Kunci mujarab yang beliau pakai adalah kata “GIGIH”. Ketekunan itu lebih penting dari kepintaran. Kalau IQ biasa saja asal mati-matian saat belajar pasti bisa. Karena kita sebagai putra-putri bangsa Indonesia terlahir untuk menjadi tiang-tiang peradapan Indonesia yang unggul.  Gigih dengan memaksa diri “You fall You get up, You fall You get up.
Kita harus ingat bahwa bangsa yang unggul bukanlah bangsa yang kaya SDA, justru bangsa yang miskin SDA kadang menjelma menjadi bangsa yang unggul, karena mereka selalu berupaya dan berinovasi. Kita lihat contoh Cina dan Korea kedua bangsa tersebut miskin SDA, tapi lihat kini mereka menjelma menjadi raksasa-raksasa ekonomi Asia bahkan sebentar lagi menurut prediksi Cina akan menumbangkan dominasi Amerika. Jadi kita sebagai bangsa yang kaya akan SDA ini perlu kita syukuri namun kita jangan terlalu mengandalkan SDA kita, kita harus bekerja keras untuk menciptakan peluang dan keberhasilan dengan perjuangan demi masa depan bangsa yang lebih cerah. Adapun keberhasilan itu perlu tips, berikut kiat-kita keberhasilan menurut pak Dino :

1.       Menabung

Satu hal penting untuk investasi kesuksesan adalah menabung. Ketika kita tidak menabung, maka kita tidak merencanakan apapun. Menabung juga menjadi sisi penyelamat dunia lain kita, semisal ada musibah rumah terbakar barang-barang ludes, tak ada yang bisa kita lakukan kecuali menunggu uluran tangan orang lain. Tapi lain halnya jika kita punya tabungan maka banyak hal yang nantinya akan bisa membantu kita dalam keadaan darurat.

2.       Ikhtiar dengan gigih dan tidak pernah menyerah pada hidup

3.       Cinta Ilmu dan Teknologi

“Saya sangat suka menimba ilmu dari orang-orang di sekeliling saya. Terlebih dari orang yang baru saya kenal”. Kita bisa belajar banyak dari siapapun dengan banyak bertanya,” begitu kata pak Dubes karena kecintaannya yang mendalam terhadap ilmu pengetahuan.

4.       Ambisi untuk kuliah

Kuliah adalah salah satu tiket untuk mengubah nasib. Kuncinya ialah kita berani mencoba. Beasiswa saat ini sangat mudah dicari. Banyak peluang yang bisa kita dapat untuk sekolah gratis. Jadi tak selayaknya kita bermuram durja karena tidak ada biaya kuliah. Ingat “Know what You want, plan what You want, and do what You want”.

Oleh karena itu kita sebagai pemuda harus selalu memandang dunia ini sebagai peluang dan bersemangatlah untuk meraih sukses dan mengubah masa depan lebih baik. Jika ada masalah jangan sampai mata kita hanya tertutupi pada satu masalah itu, lihatlah sisi-sisi lain bahwa dibalik masalah tersebut masih  ada lautan peluang yang lainnya. Wahai pemuda semalat berkarya.

Catatan kecil Santriwati ASSALAM Bangilan Tuban
”Ninda Sintya Rahmawati”
Dari Kuliah Umumnya “Dr. Dino Patti Djalal”
Dengan tema “ Pondok Pesantren Dalam Prespektif Kompetisi Global”

Minggu, 16 Februari 2014

“DINOtouring Ke Bangilan-Tuban”


“DINOtouring Ke Bangilan-Tuban”

www.4bangilan.blogspot.com - Mantan Duta Besar RI untuk USA, Dr. Dino Patti Djalal menginjakkan kakinya ke bumi Bangilan, kemarin tanggal 15/2/2013. Pesantren ASSALAM Bangilan Tuban menjadi jujugan nyantrinya sang Dubes guna melihat dan merasakan langsung kehidupan ala pesantren. Dalam pidatonya di depan para santri ponpes ASSALAM Bangilan beliau menyatakan bahwa aktivitas santri ASSALAM ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar di USA. Hal ini mengindikasikan bahwa ke depan kelak santri ASSALAM akan menjadi mercusuar dan tiang peradapan bagi majunya peradapan Islam serta menjadi bagian terpenting dari arus sejarah kejayaan Islam.

Pak Dino yang pernah nyambi sebagai pencuci piring saat berusia 14 di KBRI Washington dating ke ponpes ASSALAM Bangilan membawa angin positif dan menginspirasi para santri guna menjadi generasi yang lebih baik ke depan. Beliau membagi resep sukses. Diantaranya yang sempat saya catat sebagai berikut :

1. Know what You want, Plan what You want, and Do what You want.
2. Budaya menabung dan berinvestasi
3. Gigih dan tidak pernah menyerah pada hidup.
4. Cinta ilmu dan teknologi
5. Kuliah.

Di akhir kuliah beliau menegaskan agar para santri selalu semangat dan optimis dalam menatap masa depan, semangat untuk merubah nasib dan bukan malah meratapinya. Karena di pesantren santri memang dididik untuk menjadi seorang fighter seorang pejuang karena "life is strugle" hidup adalah perjuangan. Dan yang menarik beliau menyatakan bahwa sudah saatnya system pendidikan modern bisa mencontoh system unggul dari sebuah pesantren. JoyoJuwoto

Minggu, 09 Februari 2014

Biarkan anak membawa sendiri barang-barangnya.

Biarkan anak membawa sendiri barang-barangnya.

Mengapa ?
Di depan umum apalagi di depan teman-temannya,, anak juga punya keinginan untuk bisa tampil sebagai seorang yang bertanggung jawab dan mandiri. Karena itu, memperlakukannya sebagai anak kecil harus terus ditinjau ulang karena tanpa kita sadari anak terus tumbuh dalam proses menuju kedewasaan.

Bagaimana ?
1.       Ketika anak anda sudah duduk di Taman Kanak-kanak, belikan satu tas kecil yang ringan dan mudah di jinjing. Masukkan perlengkapan yang dia butuhkan untuk sekolah (kotak makanan, botol minuman, sapu tangan dan sebagainya).
2.       Biarkan anak membawa sendiri tas ini dan masuk ke ruang kelasnya. Kalaupun anda merasa harus membantunya ketika dia turun dari kendaraan, anda bisa melakukan itu tapi serahkan tas itu padanya begitu dia sudah turun.
3. Jika keluarga anda merencanakan untuk bepergian, sediakan tas khusus (bisa berisi mainan, buku  atau makanan) yang anak anda bisa bawa sendiri pula.

Rabu, 05 Februari 2014

LAU LAA, LAU LAA...... !!!

Pada suatu ketika Rosulullah berta'ziah di salah satu sahabat beliau yang meninggal dunia. Setelah dari pemakaman beliau mampir ke rumah duka dimana istri tinggal. Kemudian bertanya kepada si istri. "Wahai Ibu wasiat apakah yang ditinggalkan suami Ibu saat ajal mendekat ?" Si Istri pun menjawab, "Ia tidak meninggalkan wasiat apapun wahai Rosulullah". "Benarkah ?", sambung Nab. "Benar wahai Rosul, hanya saja suami saya saat akan meninggal dunia mulutnya kelihatan berbicara tetapi tidak kedengaran suaranya".

Selanjutnya Rosulullah pun menerangkan kepada si istri tersebut. "Wahai Ibu sesungguhnya suami ibu berwasiat akan tiga hal :
1. Ia pernah menolong seorang buta yang akan pergi menjalankan jama'ah sholat di masjid, jika sekiranya ia tahu pahala menolong orang buta yang akan pergi ke masjid tentu ia akan menjalankannya setia hari. kemudian suami anda berkata : "Lau Laa, Lau Laa... seandainya, seandainya....
2. Suami Ibu suatu ketika pernah membawa dua potong roti, kemudian datanglah pengemis yang meminta roti tersebut. Suami ibu lalu memberikan salah satu roti yang dibawanya, seandainya ia tahu betapa besarnya pahala memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan tentu dua roti sekaligus akan diberikan kepada si pengemis tersebut. Kemudian suami ibu pun bilang " "Lau Laa, Lau Laa... seandainya, seandainya....
3. Selanjutnya pada suatu musim penghujan suami ibu membawa dua buah mantel. Yang satu masih baru dan satunya lagi sudah terpakai. Dan ketika turun hujan ia pakai mantel yang masih baru dan ia pinjamkan satunya lagi kepada teman seperjalanannya. Seandainya suami ibu mengetahui betapa besarnya pahala meminjami mantel kepada orang yang kehujanan tentu ia akan meminjamkan yang baru itu. Dan suami ibu pun berucap diakhiir hayatnya "Lau Laa, Lau Laa...." ketika seluruh pahala amal ditunjukkan oleh Allah kepadanya. Aduhai jikalau aku masih hidup. Demikianlah wasiat suami ibu yang tak sempat ibu dengar. JWT

Sumber : Pidato Bapak Bupati Tuban K.H. Fathul Huda saat pelantikan DMI Kab. Tuban.