Jumat, 31 Januari 2014

Beri kesempatan anak untuk bertanggung jawab dan mengurus keperluannya sendiri yang sederhana

Beri kesempatan anak untuk bertanggung jawab 
dan mengurus keperluannya sendiri yang sederhana.

Naila, Bu Luluk, Naura
Mengapa ?
Dalam kalangan keluarga kelas menengah dan atas di Indonesia anak-anak cenderung manja, kolokan, dan tidak mandiri. Salah satu penyebabnya adalah pelayanan dan pengasuhan yang berlebihan. Semua kebutuhan anak disiapkan pembantu dan anak tidak mempunyai kesempatan untuk belajar mandiri. Akibatnya, ketika anak berajak dewasa, dia juga masih belum terbiasa untuk bersikap mandiri. Orang-orang disekitar menuntut dia untuk bersikap dewasa dan mandiri.

Bagaimana ?
-          Buatlah gambar barang-barang yang anak-anak bawa ke sekolah (kotak bekal makan siang, sapu tangan, botol minuman, dan sebagainya). Doronglah mereka untuk memeriksa daftar tersebut sebelum meninggalkan sekolah untuk memastikan bahwa semua barang tersebut sudah ada.
-          Taruhlah barang-barang keperluan pribadi anak seperti sikat gigi, sisir, pakaian dan sebagainya pada tempat (lemari atau rak) yang bisa dijangkau anak. Jika tidak, taruhlah kursi pijakan. Dengan membiarkan anak mengambil dan mengembalikan barang-barang itu sendiri, kita telah menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa keberdayaan pada anak kita.
-          Doronglah mereka untuk membereskan tempat tidur sendiri.
Selamat mencoba !!!

Sabtu, 25 Januari 2014

Kaleidoskop DR. K.H. Sahal Mahfudh, M.A

Kaleidoskop DR. K.H. Sahal Mahfudh, M.A

Dr. KH. Sahal Mahfudz, MA atau lebih di kenal dengan nama Kyai Sahal telah berpulang ke Rahmatullah pada hari jum’at, 24/01/14 M. Beliau adalah seorang ulama’ yang ahli dalam ilmu fiqih sehingga Kyai Sahal dikenal sebagai ahli fiqih abad modern sehingga Beliau memperoleh  gelar Doktor Hoeris Causa (DR.HC) dari Universitas Islam Negeri Jakarta. Kyai yang masih punya garis keturunan dengan waliyullah Syeikh K.H. Mutamakkin yang terlahir pada tanggal 17 Desember 1937 di Desa Kajen, Mergotoso, Pati, Jawa Tengah putra dari K.H. Mahfudh Salam.
Riwayat pendidikan Kyai Sahal th. 1949 Beliau tamat dari madrasah Ibtidaiyyah selanjutnya masuk ke MTs Matholi’ul Falah. Tamat dari MTs Beliau melanjutkan mondok di pesantren Bendo, Kediri, Jawa Timur di bawah asuhan Kyai Muhajir hingga th. 1957,selepas dari pesantren Kediri beliau nyantri di Kyai Zubair Sarang Rembang hingga th. 1960.
Karier akademis Kyai Sahal di mulai dengan menjadi guru di pesantren sarang (1958-1961), selanjutnya menjadi dosen di kuliyah tahassus fiqih di Kajen (1966-1970) Tahun 1974 menjadi dosen di universitas Cokroaminoto (Uncok) Pati. Tahun 1982-1985 menjadi dosen di Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, dan sejak 1989 menjadi Rektor Institut Islam NU Jepara.
Kyai Sahal juga aktif di organisasi terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama. Dimulsi mnjadi Katib Syuriah PCNU Pati (1967-1975), Ketua II PC LP Ma’arif Pati (1968-1975), Wakil Rais PCNU Pati (1975-1985), Wakil Ketua RMI Jawa Tengah (1977-1978), Khatib Syuriah PWNU Jawa Tengah (1980-1982), Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah (1982-1985).
Sejak muktamar 1984 terpilih sebagai Rais Syuriah PBNU. Dalam muktamar NU ke-30 di Lirboyo Kediri, terpilih sebagai Rais Aam PBNU. Begitu juga dalam muktamar NU ke 31 di Donohudan , SOLO, (2004), terpilih kembali sebagai Raiz Aam PBNU berpasangan dengan K.A. A. Hasyim Muzadi sebagai Ketua Tanfidziyahnya.

Selain malang melintang di dunia akademikdan organisasi Nahdlatul Ulama, beliau juga banyak mendapatkan kepercayaan untuk studi banding ke luar negeri. Diantaranya Philiphina dan Korsel (1983),Tokyo-Jepang (1983), Srilanka dan Malaysia (1984), Arab Saudi (1987),Kairo - Mesir (1992), Malaysia, Thailand dan Beijing (1997). (sumber Antologi NU). JWT.

Rabu, 22 Januari 2014

Dewan Masjid Indonesia Wilayah Tuban Dikukuhkan

Pengurus DMI Kab. Tuban 
www.4bangilan.blogspot.com - Pembinaan dan Pelantikan Dewan Masjid Indonesia Kab. Tuban Periode 2013-2018, di Gedung Asrama Haji Tuban, 22/1/2014.
Dewan Masjid Indonesia atau sering dikenal dengan nama DMI mungkin masih sangat asing ditelinga kita. Walau organisasi berbasis masjid ini sebenarnya sudah terlahir sangat lama sekali. Menurut Drs. Mohammad Roziqi, M.M selaku ketua DMI wilayah Propinsi Jawa Timur DMI terlahir  42 tahun silam, tepatnya  pada tanggal 22 Juni  1972. Dalam pidato pembinaan dan pelantikan DMI Kab. Tuban beliau mengajak seluruh masyarakat untuk ikut serta mengembalikan fungsi masjid sebagaimana dulu Rosulullah membangun masjid, fungsi ibadah, fungsi dakwah, fungsi ekonomi dan fungsi politik. Diakhir sambutannya beliau berharap DMI dapat dibentuk ditingkat kecamatan juga.

Secara panjang lebar pembina DMI Kab. Tuban Bapak K.H. Fathul Huda yang juga Bupati Tuban mengupas secara jlentreh bagaimana dulu Rosulullah pertama kali yang didirikan ketika hijrah ke Madinah adalah membangun masjid. Mulai masjid Quba, masjid Jum'ah, hingga membangun masjid Nabawi sebagai pusat dakwah baik dakwah yang menyangkut urusan agama maupun urusan politik. Namun sekarang masjid kehilangan fungsinya untuk menjalankan dakwah politik. Karena masyarakat telah menstigma bahwa politik itu telah dianggap sebagai najis mugholadhoh. Inilah yang menjadi PR pengurus DMI untuk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya. Pak Huda juga berharap kelak masjid juga mempelopori gerakan ekonomi, semisal ada pasar dadakan setelah Jum'atan yang natinyaa diharapkan mampu mendongkrak perekonomian rakyat.

Pak Huda berharap pengurus DMI mampu mengurus masjid dengan baik karena gaji pengurus DMI sangatlah besar sekali. Gajinya abadi dan dibawa sampai mati. Jadi niat ikhlas dan niat ibadah itulah yang akan menentukan gaji para pengurusnya. Karena memang dalam APBD belum ada anggaran guna membantu kegiatan untuk memakmurkan masjid, kecuali dana itu dari diri beliau sendiri.

Menurut pak Huda jumlah masjid di Indonesia sekitar 1 juta-an, sedang di wilayah Kab. Tuban jumlah masjid adalah 876 buah masjid. Dan jika diprosentasi masyarakat Tuban yang menggunakan masjid dalam sholat wajib baru sekitar 50%, hal ini berdasarkan pantauan beliau ketika mengadakan Jum'at Safari di masjid-masjid yang beliau kunjungi. Oleh sebab itu Kyai yang menjadi Bupati itu sangat mendukung DMI guna ikut sertta memakmurkan masjid, karena hanya pengurus masjid lah yang disebut oleh Allah dalam surat At Taubah ayat 18 bahwa mereka orang-orang yang memakmurkan masjid adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. JWT.

Rabu, 08 Januari 2014

Kemenag gelar seminar

www.4bangilan.blogspot.com Tuban, 8/1/2014. Hari ini sebagai lanjutan rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Amal Bakti Kementerian Agama Tuban ke-68 seluruh Kepala madrasah dari tingkat RA/ MI/MTs dan MA serta pengawas dilingkungan Kemenag Tuban mengadakan kegiatan bedah buku bersama Bapak Prof. Dr. Mujamil Qomar M.Ag.

Kegiatan yang berlangsung di Asrama Haji itu berjalan cukup dinamis. Dalam banner yang dipasang panitia berjudul "Mengaktualisasikan Konsep Min al Dhulumat Ila an Nur dalam membangun Peradapan Islam". Tema yang sangat uptudate dengan kondisi dan permasalahan yang rata-rata terjadi dilingkungan madrasah.

Dalam pemaparannya Prof. Dr. Mujamil Qomar banyak mengupas tentang kunci kemajuan pendidikan Islam yang berpokok pada tiga hal, yaitu epistemologi pendidikan Islam, kesadaran pendidikan, dan manajemen pendidikan.

Selain berkutat pada tataran teori beliau juga banyak mengungkap fakta-fakta kemajuan pendidikan Islam di era kemajuan peradapan Islam dengan segudang tokoh-tokohnya yang masyhur hingga sekarang.

Sebagai garis besar dari bedah buku Prof. Dr. Mujamil Qomar beliau mengajak kepada seluruh komponen madrasah mulai dari manajer, kepala sekolah, pendidik, tenaga pendidikan, serta pendidik untuk melakukan transformasi tindakan yang negatif menjadi positif, destruktif menjadi konstruktif  atau dalam bahasa al Qurannya disebut sebagai konsep min al dhulumat ila al nur. Sekian. JWT.

Sabtu, 04 Januari 2014

Mendung Di atas Langit Bangilan

Mendung Di atas Langit Bangilan

Langit Bangilan tersaput mendung hitam, mendung musim penghujan dan mendung karena padamnya dua bintang penerang  di langit-langit jiwa masyarakat Bangilan.

Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, di penghujung akhir tahun 2013 di awal tahun 2014 Bangilan kehilangan dua sesepuhnya, kehilangan guru spiritualnya, Mbah Yai Uzair Zawawi kapundut di temaram senja tanggal 29 Desember 2013. Semoga Allah mengampuni beliaudan menerima segala amal kebaikan beliau. Belum reda dada ini dirundung mendung duka di pagi yang belum sepenuhnya sempurna saat matahari pagi menyibak tirai kehidupan bersamaan dengan suara kokok ayam A7S ku berdering, nada SMS membawaku membuka handphone, ada SMS dari seorang teman yang mengabarkan bahwa KH. Shondhaji Nasir weden telah merampungkan tugas mulia untuk kembali kepada Yang Maha Kuasa. Tepat tujuh hari setelah meninggalnya Yai Uzair. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un satu lagi Bangilan kehilangan putra terbaiknya.

Jika kita pernah mendengar istilah Rebo Wekasan, yang katanya Allah menurunkan ribuan bala’ di dunia, secara kebetulan Rebo wekasan jatuh pada malam pergantian tahun baru kemarin. Saya kira wafatnya dua ulama Bangilan ini melebihi dari apa yang biasa disebut Rebo Wekasan itu sendiri.

موت العالم موت العالم

“Wafatnya seorang ulama adalah kematian bagi dunia”

Jika seorang Kepala desa atau bahkan seorang presiden meninggal dunia, akan banyak orang-orang yang berebutan untuk menggantikannya. Namun jika ulama wafat, siapakah yang akan menggantikannya ? Adakah kita juga berbondong-bondong untuk menggantikan posisi beliau ? . Imam Ali berkata :

اذا مات العالم ثلم في الإسلام ثلمة لا يسدّها الاّ كلف منه

“Jika satu ulama wafat, maka ada sebuah lubang dalam Islam yang tak dapat ditambal kecuali oleh generasi penerusnya”

Langit Bangilan telah berlubang dua, adakah yang akan menutupi dari bala’ yang menimpa ?
Bumi Bangilan telah berlubang dua, tidakkah kita akan terperosok ke lembah kelalaian dan kehinaan ?

Siapakah yang akan berdiri diatas pusara para ulama untuk meneruskan perjuangannya ?
Siapakah yang akan mengayomi umat dan memberikan teladan bagi kehidupan kita ?
Siapakah yang akan menjadi guru ruhiyah bagi para salik dalam bersuluk kepada yang Maha Ghaib ?






Kematian ulama adalah peristiwa yang sangat menyedihkan. Langit pun ikut berduka, bumi merana, hewan-hewan di laut dan daratan ikut merasa kehilangan. Adakah musibah yang lebih besar dari wafatnya para pewaris Nabi ini ?
Rosululloh SAW bersabda :

موت العالم مصيبة لا تجبر وثلمة لا تسدّ وهو نجم طمسٌ وموت قبيلة ايسر لي من موت عالمٍ

“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah keboocoran yang tidak bias ditambali, ia laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya dari padameninggalnya satu ahli ilmu”. (HR. Al-Thabrani, mujam Kabir dan al-Baihaqy dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda’).

Adakah duka yang lebih mendalam, adakah kesedihan yang mampu merontokkan jantung ini dibanding dari wafatnya ahli ilmu yang bagai bintang dalam gulita ?.

Maka bersiap-siaplah wahai generasi Bangilan untuk memegang tongkat perjuangan para pendahulu kita, mari kita ikat ilmu sebelum ia pergi dari kota yang kita cintai ini. Karena ilmu akan pergi bersama dengan perginya para ulama yang telah mendahului kita. Rosulullah SAW bersabda :

خذوا العلم قبل ان يذهب, قالوا : يا رسول الله وكيف يذهب ؟
 قال : انّ ذهاب العلم ذهاب حملته.

“Pelajarilah ilmu sebelum ilmu pergi ! Sahabat bertanya : “Wahai Rosulullah, bagaimana mungkin ilmu bias pergi ? Rosulullah menjawab : “Perginya ilmu adalah dengan perginya (wafatnya) orang-orang yang membawa ilmu (ulama)”.

Semoga Allah mengampuni kesalahan – kesalahan beliau berdua, dan ditempatkan di sisi Allah yang Maha Mulia. Amien.


Ikut berduka cita @Joyojuwoto

Kamis, 02 Januari 2014

Berangkat ke medan Tempuran

Tempuran Cepu, 3/1/2014_ Agenda rutin seringkali membosankan kita, namun jika agenda itu hanya rutin dilakukan saat liburan semester tentu lain lagi ceritanya. Makan adalah aktivitas biasa yang kita lakukan dalam hidup ini, namun makan-makan bersama teman adalah suatu keberkahan tersendiri. Begitulah para anggota AMC (ASSALAM Motor Club) yang terdiri dari asatidz muda Ponpes ASSALAM Bangilan yang digawangi oleh ust. mulyadi merambah medan ke Tempuran guna mengkonsolidasikan dalam rangka makan bersama. Bukan hanya makannya yang bersama namun kebersamaan yang menjadi tujuan utamanya.
Kita sudah sering kali kenyang dengan kegiatan-kegiatan formalistik yang kadang nir makna, AMC dengan anggota dan kegiatan yang tidak formal ini ingin berusaha merajut suatu nilai silaturrahmi, nilai keakraban, nilai ukhuwwah antar anggota tanpa harus menetapkan garis pembatas yang kaku dan seremonial belaka.
AMC berusaha memandang other side dari sisi lain guna menggalang kebersamaan dan ukhuwwah yang menjadi ruh dari sebuah bangunan yang kuat suatu organisasi. Tanpa kebersamaan adalah nol besar suatu organisasi mampu mencapai target yang dicanangkan.
So !!! Selamat menikmati kakap-kakap bakar yang telah diantar, nasi wangi yang dihidangkan, sambal terasi yang mengundang selera makan siang kita. Dan jangan lupa berdoa tentunya.
Semoga kebersamaan ini meminjam lagunya bang iwan "Janganlah cepat berlalu". Selamat berlibur selamat menikmati kebersamaan dari Kampung Damai ASSALAM. JWT.