Jumat, 17 Oktober 2014

Pasar Talok Nasibmu Kini

Pasar Talok
"Yen Pasar wus ilang kumandange",
(Jika pasar telah kehilangan kemeriahannya)

Begitu kira-kira ramalan yang pernah diucap oleh moyang kita jaman dahulu benar-benar menjadi kenyataan. Seperti yang terjadi di Kecamatan Bangilan Tuban yang selain memiliki pasar induk ternyata kecamatan ini  juga memiliki dua pasar desa yang berada di Talok dan Ngrojo. 

Pasar Ngrojo yang berlokasi di perempatan desa Ngrojo ini mulai berbenah. Tampak pembangunan dan penataan lapak para pedagang mulai direnovasi. Tidak hanya itu saja pasar ini juga melengkapi diri dengan kantor tempat pegawai pasar menjalankan fungsinya. Pasar Ngrojo memang sangat dinamis dan hampir tak pernah tidur. Walau pasar ini selevel pasar desa namun sebelum fajar menyingsing pasar ini telah bergeliat dan hingga malam aktivitas pembeli dan pedagang masih terus berlangsung.

Pasar Ngrojo
Lain halnya dengan pasar Ngrojo, pasar Talok yang berada dipertigaan dekat jembatan Talok Sidokumpul tampak sepi dan tak layak lagi disebut pasar. Sehari-hari tidak tampak aktivitas ekonomi di tempat ini. Hanya ada beberapa penjual daun jati dan penjual tempe. Sayang sekali kumandange pasar Talok mulai hilang. Padahal keramaian pasar menjadi simbol hidupnya aktivitas sosial dan relationship dalam masyarakat. Ini yang menjadi nilai plusnya sebuah konsep pasar tradisional dibandingkan dengan model pasar modern. Berbagai macam nilai dan aktivitas berbaur membentuk sebuah dinamika di dalam sebuah pasar tradisional.

Ketika saya masih mondok di salah satu pesantren di Sidokumpul  saya sering ke pasar Talok walau sekedar untuk menikmati jemblem, gethuk goreng, atau sarapan sego uduk  di pasar ini, namun sayang sekali  pemandangan itu tidak saya dapati lagi.

Menjamurnya pasar modern di kota-kota kecamatan dan sistem jual beli online mungkin menjadi salah satu faktor sepinya pasar tradisional, namun saya berharap pasar tradisional bisa tetap eksis dan bertahan dari serangan para kapitalis, tentunya ini membutuhkan uluran tangan dan peran dari pemerintah. Karena sesungguhnya mempertahankan pasar tradisional adalah salah satu bentuk usaha kita untuk menjaga kearifan lokal (wisdom lokal) masyarakat. Semoga ke depan pasar-pasar tradisional di kecamatan Bangilan dan khususnya pasar Talok kembali bangun dari tidurnya, dan ikut menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitarnya. Amien. JWT

1 komentar: