Jumat, 17 Mei 2013

Etnografi Suku Dani


Kebudayaan Dani

a.       Sistem Kepercayaan
Suku Dani bermukim di lembah Baliem, Irian Jaya. Lembah ini berada di tengah-tengah pegunungan Jaya Wijaya pada ketinggian 1600 meter  diatas permukaan laut. Lembah Baliem memiliki luas + 1200 km2.
Suku Dani mempercayai  Atou, yaitu kekuatan sakti yang berasal dari nenek moyang yang diturunkan kepada anak laki-lakinya. Kekuatan sakti itu antara lain :
1.       Kekuatan menjaga kebun
2.       Kekuatan menyembuhkan penyakit dan menolak balak
3.       Kekuatan menyuburkan tanah

Oleh karena itu suku Dani sangat menghormati nenek moyangnya yaitu dengan jalan membuat lambang nenek moyang yang disebut Kaneka, yang berwujud batu keramat berbentuk lonjong yang diasah hingga mengkilap.

Disamping itu masyarakat Dani juga melaksanakan upacara adat yaitu :
1.       Tentang siklus kehidupan yang menyangkut kelahiran, inisiasi, perkawinan, dan kematian.
2.       Tentang soal kehidupan menyangkut penyakit dan peperangan
b.      Sistem Kekerabatan
Kekerabatan masyarakat Dani bersifat patrinineal. Garis keturunan dihitung dalam satu kelompok nenek moyang mulai dari ayah sampai enam atau tujuh generasi.
Menurut mitologi, suku Dani berasal dari keturunan sepasang suami istri yang menghuni suatu danau disekitar kampung Maina, di lembah Baliem Selatan. Mereka mempunyai anak bernama  Waita dan Wara. Perkawinan pada suku Dani bersifat eksogami karena kedua anak tadi beserta keturunannya dilarang oleh orang tuanya menikah dalam kelompoknya masing-masing.
c.       Sistem Ekonomi
Mata pencaharian pokok suku Dani adalah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar. Selain itu kebun mereka juga ditanami pisang, tebu dan tembakau.
Kebun milik suku Dani ada tiga jenis :
1.       Kebun-kebun di daerah rendah dan datar yang diusahakan secara menetap
2.       Kebun-kebun di lereng gunung
3.       Kebun-kebun yang berada di antara dua uma

Selain bertanam mereka juga beternak babi. Babi dipelihara di kandang yang disebut wamai (Wam : babi, ai : rumah). Bagi suku Dani babi berguna untuk :
1.       Dimakan dagingnya
2.       Darahnya dipakai dalam jupacara magis
3.       Tulang-tulang dan ekornya untuk hiasan
4.       Tulang rusuknya digunakan untuk pisau pengupas ubi
5.       Sebagai alat pertukaran/ b arter
6.       Menciptakan perdamaian bila ada perselisihan.

Suku Dani juga sudah melakukan kontak dagang dengan masyarakat luar disekitarnya. Barang-barang yang diperdagangkan adalah batu untuk membuat kapak, kayu, serat, kulit, binatang, dan bulu burung.

Rabu, 08 Mei 2013

Kewajiban Seorang Guru Terhadap Muridnya


Kewajiban Seorang Guru Terhadap Muridnya

1.      Mengasihi anak didik dan memperlakukan mereka layaknya anaknya sendiri. Rosulullah SAW bersabda : “ Sesungguhnya aku bagi kalian adalah layaknya orang tua bagi anaknya, aku akan memberikan pengajaran kepada kalian..”.
2.      Tidak menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk mendapatkan imbalan dan ucapan terima kasih, akan tetapi menjadikannya sebagai sarana untuk memperoleh ridha Allah dan mendekatkan diri kepada NYA.
3.      Tidak berhenti  menasehati anak didik akan tetapi selalu memanfaatkan kesempatan untuk menasehatinya.
4.      Menjauhkan anak didik dari akhlaq yang buruk melalui sindiran dan bukan ucapan yag jelas, dengan kasih sayang dan bukan dengan celaan.
5.      Memperhatikan tingkat kecerdasan anak dan berbicara dengan mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka. Disamping itu juga tidak menyampaikan sesuatu kepada mereka diatas tingkat pemahaman mereka supaya mereka tidak lari dari pelajaran dan menjadi bingung terhadap apa yang mereka pahami.
6.      Tidak menanamkan kebencian dalam diri peserta didik terhadap ilmu-ilmu tertentu. Pendidik sepatutnya memberikan kepada peserta didik keleluasaan mempelajari ilmu yang beragam.
7.      Seorang pendidik sepatutnya memberikan kepada peserta didik ilmu yang sederhana yang sesuai dengan kemampuan dirinya, dan tidak memberikan sesuatu yang rumit supaya akal sang anak tidak terbebani dengan berat.
8.      Seorang pendidik sepatutnya mengamalkan ilmunya, sehingga ucapannya tidak membohongi perbuatannya. Allah SWT berfirman :

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (ash-Shaf : 3)


أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ

“Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri ?” (Al Baqarah : 44)