Selasa, 31 Desember 2013

Panter diperbatasan zaman

Di penghujung tahun 2013 euforia pergantian tahun sudah terasa, disetiap sudut keramaian hampir selalu ada penjual pernak-pernik ritual yang selalu dilakukan rutin tahunan itu. Adalah di pagi tanggal 31 Desember 2013 serombongan geng onthel melaju dijalan raya Bangilan yang belum sepenuhnya kering.
Panter begitulah nama acara rutin itu yang dilakukan di liburan panjang sekolah. Para anggota panter rela berpayah-payah menyusuri jalanan dengan bersepeda bersama untuk mengisi liburan. Walau kadang harus turun naik jalanan yang ditempuh namun disitulah letak mental para panter digembleng secara fisik dan psikis.

Berangkat dari pondok pesantren ASSALAM Bangilan sekitar jam 6 pagi panter  pagi itu mempunyai planning ke pantai Bulu, tepatnya diperbatasan wilayah propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, sesuai dengan kondisi saat itu yang berada diperbatasan zaman. Peralihan zaman tahun 2013 ke zaman tahun 2014.
Jika kebiasaan para pemuda di pergantian tahun konvoi kendaraan bermotor dengan segala kebisingannya serta efek polusi karbonya, panter ingin walau hanya sehari ikut mengurasi kebisingan serta mengurangi polusi udara dengan bergowes ria. Selain itu tentu juga memberikan pengaruh terhadap penghematan bahan bakar dan tepatnya tentu menghemat uang saku mereka.

Sekitar pukul 10.00 WIB aura pantai telah tercium dari jarak beberapa kilo, bau udara yang bercampur zat garam terasa menyejukkan. Beberapa menit ke depan panter telah bergumul dengan ombak dan berlarian dipasir pantai putih yang menggoda.
Berbagai pose dan kenarcisan dibawah kolong langit yang agak mendung dan kegenitan ombak yang menari dipanggung kolosal pantai telah tertangkap kamera, canda dan tawa sayup-sayup bertingkahan dengan angin yang mendesau. Sungguh keindahan yang  sempurna bagai bias-bias surga yg menakjubkan. Sudah selayaknya karunia Tuhan ini kita syukuri dan kita jaga kelestariannya. Ingatlah anak cucu kita kelak agar ikut merasakan anugrah ini.

Tak terasa hampir 3 jam panter bercumbu dengan lautan dan pantainya, suara adzan dikejauhan juga telah terdengar, bagaimanapun kenyamanan kita nikmati ada saatnya kita harus kembali. Walau jarak berkilo-kilo harus kita tempuh kembali, tanjakan kita daki, yakinlah selama kaki ini bergerak tentu kita akan sampai kembali kerumah masing-masing. Jadi jagalah semangat, keep spirit para panter yang gagah berani.
Ambillah pelajaran dari perjalanan, dari kebersamaan kita, dari jalan-jalan terjal, dan satu yang pasti bahwa disetiap tanjakan sesudah itu akan kita temui jalan menurun. Dan ini menjadi aksioma hidup bahwa dibalik kesulitan tentu ada kemudahan. Dan itu telah kita buktikan bersama.  "INNA MA'AL 'USRI YUSRO". JWT.

Senin, 30 Desember 2013

KSM Madrasah bidang Kaligragi Berlangsung Meriah

Lomba Kaligrafi

KSM dalam rangka HAB Kemenag Tuban 2013

Musim libur sekolah memang belum sepenuhnya usai, waktu yang seharusnya dipakai liburan dengan segala ritual kesenangannya tampaknya harus selesai, betapa tidak keluarga besar Kementerian Agama Kab. Tuban khususnya madrasah-madrasah yang berada di bawah naungan kemenag disibukkan mengisi penghujung liburan semester awal tahun pelajaran 2013-2014 dengan berbagai kegiatan yang diberi label KSM (Kompetisi Sains Madrasah) dalam rangka HAB Kemenag yang ke 68.

Hal ini adalah sesuatu yang luar biasa jika saat-saat musim libur sekolah siswa-siswi tidak hanya libur dalam arti senang-senang saja, namun ada baiknya pula jika liburan diisi dengan hal produktif z s ee positif semisal KSM ataupun dalam bentuk format lainnya. Dalam KSM banyak bidang yang dilombakan dalam rangka menggali dan memotifasi prestasi siswa-siswi madrasah baik dalam bidang akademik maupun bidang ketrampilan siswa. Dan yg terpenting adalah kebersamaan, saling mengenal, dan menyambung tali silaturrahmi seluruh warga madrasah dilingkungan kemenag Tuban.


Dan sebagai penutup secara khusus saya ucapkan selamat kepada keluarga besar Kemenag Tuban atas baktinya kepada bangsa dan masyarakat yang telah berlangsung selama 68 tahun, semoga Allah memberkahi perjalanannya dalam beribadah secara vertikal maupun horisontal amien ya Rabbal alamin..JWT.

Jumat, 06 Desember 2013

Ayo Bertanam !!!

 !! Ayo Bertanam 

"إن قامت الساعة وبيد أحدكم فسيلة فاستطاع ألاّ تقوم حتّى يغرسها, فاليغرسها فله بذلك أجر"

“Jika kiamat datang, sementara di tangan salah seorang kamu ada biji palem, lalu ia mempunyai kesempatan untuk menanamnya sebelum kiamat terjadi, hendaklah ia tanam, dengan demikian ia akan mendapatkan pahala”.

Dewasa ini kata-kata “Globar Warming” dan “Go Green” memang tak asing di telinga kita, upaya-upaya pemerintah dan organisasi peduli lingkungan pun tak diragukan, namun hanya segelintir dari kita yang benar-benar “faham” akan bahaya global warming dan pentingnya go green dalam hidup kita.

Jika selama ini bertanam pohon identik dengan pencegahan pemanasan global dan bersifat kehidupan duniawi semata, ternyata islam lebih dulu memerintahkan kita untuk bertanam dan mencegah pemanasan global. Dan ini menjadi bukti bahwa agama Islam memang mengajari kita untuk peka terhadap lingkungan dan memandang hidup jauh melampaui zaman.

Subhanallah,,,,,, Jelaslah hadits tersebut sangat menganjurkan kita untuk cinta bertanam. Janji pahala diberikan kepada kita yang mau mengamalkannya.

Tak perlu berfikir panjang untuk mengamalkan hadits ini cukup dengan menyuarakan “One Man One There” kepada diri sendiri, keluaga, sahabat, dan masyarakat sekitar adalah salah satu bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan yang menjadi sarana kasih sayang Tuhan kepada kita.

Lihatlah hamparan sawah yang luas, pandangilah ngarai yang menghijau, dengarkanlah gremicik air sungai yang merdu, hiruplah udara segar dalam-dalam, teguklah kejernihan air di pegunungan, seakan kita telah menikmati indahnya alam surgawi.

Ingatkan lirik lagunya Om Gombloh ?

 Lestari alamku lestari desaku
dimana Tuhanku menitipkan aku
nyanyi bocah-bosah di kala purnama
nyanyikan pujaan untuk nusa
 
Damai saudaraku suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tentram kerta raharja disana

Mengapa tanahku rawan kini
Bukit-bukit pun telanjang berdiri
Pohon dan rumput enggan bersemi membatu
Burung-burung pun malu bernyanyi

Ku ingin bukitku menghijau kembali
Semak rumput pun tak sabar menanti
……………………………………..
…………………………………….
Lestari alamku lestari desaku
…………………………………….

Oleh karena itu mari merapatkan barisan, menggalang kebersamaan,  untuk ikut serta menjaga kelestarian alam ini, lestari alamku, lestari desaku, hijau bumiku, maka manfaat yang kita ambil bukan hanya sekedar menghijaukan bumi kita, namun juga pasti akan menghijaukan pahala amal sholeh kita di sisi ALLAH SWT, oleh karna itu mari kita serukan “ Ayo Bertanam !!! “ 

Selasa, 19 November 2013

Wasiat Luqman Hakim Kepada Para Pencari Ilmu

Wasiat Luqman Hakim Kepada Para Pencari Ilmu
                                                               

Syahr bin Husyab berkata, “Aku mendengar bahwa Luqman Al-Hakim pernah berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, janganlah engkau mencari ilmu untuk tujuan membanggakan diri dihadapan para ulama, menggunakannya untuk mendebat orang-orang bodoh atau memamerkannya di berbagai majlis. Dan janganlah pula engkau meninggalkan ilmu karena lebih menyukai kebodohan. Wahai anakku, pilihlah majlis atas pilihanmu sendiri. Apabila engkau melihat suatu kaum yang sedang berdzikir kepada Allah, maka duduklah kamu bersama mereka. Sesungguhnya apabila engkau adalah seorang yang alim, maka ilmumu akan member manfaat kepada mereka. Dan jika kamu seorang yang bodoh, niscaya mereka akan mengajarimu. Barangkali Allah melimpahkan rahmat-NYA kepada mereka sehingga kamu akan turut mendapatkannya bersama mereka. Dan jika kamu melihat suatu kaum yang tidak mau berdzikir kepada Allah, maka janganlah engkau  duduk bersama mereka. Seandainya kamu adalah seorang yang alim, maka ilmumu tidak akan bermanfaat. Dan jika kamu adalah seorang yang bodoh, niscaya mereka akan menambahkan kesesatan kepadamu. Barangkali Allah akan menimpakan azab kepada mereka sehingga kamu akan turut tertimpa azab bersama mereka. (Ahmad hadis ke 1650)

Diantara Wasiat Imam Al Ghazali Kepada Para Penuntut Ilmu

Diantara Wasiat Imam Al Ghazali Kepada Para Penuntut Ilmu

1. Pencari Ilmu sepatutnya menghiasi dirinya dengan budi pekerti yang baik, dan mejauhkan dari sifat-sifat tercela seperti amarah, nafsu, dengki, sombong, dan membanggakan diri
2. Pencari ilmu hendaknya mengurangi kesibukannya dan segala sesuatu yang bias mengalihkan perhatiannya dari memperoleh ilmu. Hal ini karena Allah tidak menjadikan seseorang memiliki dua hati dalam tubuhnya 
3. Orang yang mencari ilmu sepatutnya tidak menyepelekan ilmu dan tidak membantah sang guru, akan tetapi patuh terhadap nasehatnya sebagaimana kepatuhan orang yang sakit kepada dokter yang pandai.

إنّ المعلّم والطّبيب كلاهما لا يَنصحان إذا هما لم يُكرم
4.  Ilmu yang paling mulia adalah ilmu tentang Allah, malaikat, kitab dan juga Rosul –NYA, dan ilmu tentang jalan yang dapat menghantarkan kepada ilmu-ilmu tersebut

5. Sesungguhnya tujuan jangka pendek dari mencari ilmu adalah untuk menghiasi batin dengan keutamaan dan kemuliaan, sedangkan tujuan panjangnya adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan bukan untuk tujuan mencari kursi kepemimpinan, harta, pangkat, dan mendebat orang-orang yang bodoh serta pamer.

Sabtu, 09 November 2013

Resoeloesi Jihad Nahdatoel Oelama 1945


Toentoetan Nahdatoel Oelama Kepada
Pemerintah Repoeblik Soepaja mengambil tindakan yang sepadan
Resoeloesi wakil2 daerah Nahdatoel Oelama seluruh Djawa-Madoera

BISMILLAHRIRROCHMANIR ROCHIM
RESOELOESI :

Rapat besar wakil-wakil daerah (konsoel2) Perhimpoenan Nahdlatoel Oelama seloeroeh Djawa-Madoera pada tanggal 21-22 October 1945 di Soerabaja. mendengar :
bahwa di tiap-tiap Daerah di seloeroeh Djawa-Madoera ternjata betapa besarnja hasrat Oemmat Islam dan 'Alim Oelama di tempatnja masing2 oentoek mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAOELATAN NEGARA REPOEBLIK INDONESIA MERDEKA.
menimbang :
a. bahwa oentoek mempertahankan dan menegakkan Negara Repoeblik Indonesia menurut hoekoem Agama Islam, termasoek sebagai satoe kewadjiban bagi tiap2 orang Islam.
b. bahwa di Indonesia ini warga negaranja adalah sebagian besar terdiri dari Oemmat Islam.
mengingat :
a. bahwa oleh fihak Belanda (NI.C.A) dan Djepang jang datang dan berada disini telah banjak sekali didjalankan kedjahatan dan kekedjaman jang menganggoe ketentraman oemoem.
    b. bahwa semoea jang dilakoekan oleh mereka itu dengan maksoed melanggar kedaoelatan Negara Repoeblik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali mendjadjah disini maka beberapa tempat telah terdjadi pertempoeran jang mengorbankan beberapa banjak djiwa manoesia.
c. bahwa pertempoeran2 itu sebagian besar telah dilakoekan oleh Oemmat Islam jang merasa wadjib menoeroet hoekoem Agamanja oentoek mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanja.
    d.  bahwa didalam menghadapai sekalian kedjadian2 itoe perloe mendapat perintah dan toentoenan jang njata dari Pemerintah Repoeblik Indonesia jang sesoeai dengan kedjadian terseboet.
Memoetoeskan :
       1. memohon dengan sangat kepada Pemerintah Repoeblik Indonesia soepaja menentoekan soeatoe sikap dan tindakan jang njata serta sepadan terhadap oesaha2 jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia teroetama terhadap fihak Belanda dan khaki tangannja.
       2. Seoapaja memerintahkan melandjoetkan perdjoeangan bersifat "sabilillah" oentoek tegaknja Negara Repoeblik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

Jumat, 08 November 2013

Rapat Koordinasi Updating Kelembagaan Madrasah/ Ra di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Tuban

Gambar dari Tuban online
www.4bangilan.blogspot.com Jumat, 8/11/2013, Kantor Kementerian Agama Kab. Tuban mengadakan Rapat Koordinasi Updating Kelembagaan Madrasah/ Ra Education Management Information System (EMIS).  

Dalam sambutannya Drs. Leksono, M.Pd.I Kepala. Kemenag Tuban mengharap agar administrasi pendataan madrasah dan Ra di lingkungan Kementerian Agama Kab. Tuban tertib, akurat dan akuntabel. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja dan administrasi madrasah dan Ra yang dalam beberapa tahun belakangan dianggap miring oleh sebagian masyarakat.

Selanjutnya, Kasi Pendma, Bapak M. Muhlisin Mufa,  S.Ag, M.Pd.I menyampaikan pembinaan mengenai verval NUPTK, pendaftaran NUPTK baru, dan Emis. Karena pendataan dalam bidang-bidang tersebut berkaitan dengan IT, beliau mengharapkan agar seluruh warga madrasah dan RA di bawah Kementerian Agama mengupgrade kemampuan dirinya dalam bidang teknologi agar tidak ketinggalan informasi.

Kamis, 17 Oktober 2013

YKS (Yuk Korban Saudara-Saudara)

10 Dzulhijjah 1434 H, bertepatan dengan tanggal 15 Oktober 2013 adalah sejarah yang experience dan mengasyikkan bagi santri-santri ponpes ASSALAM Bangilan Tuban. Hari itu adalah hari qurban, hari penyembelihan, hari daging, hari kambing, sapi, onta, dan mungkin ada yang bilang hari (K)orban perasaan. Haha...!!!!. Namun yang pasti santri-santri tempe (maksudnya santri yang tiap hari makan hanya pakai tempe) hari itu adalah hari transliterasi tempe ke daging. Tentunya hari yang wah, super, dan luar biasa. Luar biasa bukan hanya karena berlimpah daging dan bau apek kambing saja, namun di hari Iedul Adha tahun ini ponpes ASSALAM Bangilan Tuban menggelar jamaah sholat ied. Bukan mengada-ada jika dikatakan wah dan super, karena khatib sholat Ied didatangkan langsung dari Mesir, Ust. Imam Al Marghoni Al Kedungmulyoni (tepatnya alumni ASSALAM yang di Mesir sedang pulang kampung), sedang imam sholatnya ustadz senior al Mukarrom Ust. Muhammad Siddiq Al Hafidz. Setelah sholat Ied usai, prosesi penyembelihan yang diitbak dari abiina Ibrahim pun dilaksanakan, ada yang bilang secara maknawi bukan kambing atau sapi yang disembelih, namun hawa nafsu kambingiyah, sapiiyyah, ontaniyyah yang disembelih agar manusia terbebas dari sifat-sifat hewaniyyah yang tercela. Terlepas dari maksud-maksud tersirat yang pasti qurban adalah sesuatu yang disyariatkan dan berpahala bagi kita umat Islam. Acara penyembelihan yang digawangi oleh santri-santri kelas 5 ponpes ASSALAM Bangilan itu begitu meriah, dengan pakaian batik-batik semua kompak dalam tupoksinya masing-masing. Ada yang tukang jepret-jepret, tukang mengasah belati, tukang nguliti, tukang nyuci-nyuci piring, tukang iris-iris daging, hampir semua kompak menjadi tukang di hari itu. Tukang lihat pun ada lho !!!. Perlu saya infokan disini pemirsa, di tahun ini jumlah hewan yang disembelih ada 12 ekor kambing, dan 2 ekor sapi. Kambing yang menempati maqom qurban diantaranya kagunganipun Abah dan Bu Nyai ponpes ASSALAM Bangilan. Kemudian satu ekor dapat sumbangan dari PT. Djarum. Sedang Salah satu sapi yang disembelih dan menempati maqom qurban adalah sumbangan dari Bapak Sutrisno kepala Disdikpora Tuban. Lha untuk hewan lainnya adalah dari iuran santriwan-santriwati ASSALAM sebagai latihan untuk berqurban. Semoga tiap tetesan darah yang mengalir menjadi amal beliau-beliau dan amal para santri semua kelak di akhirat. Amien.

Jumat, 20 September 2013

Wewalere Ki Ageng Selo

Wewalere Ki Ageng Selo Eyang kiyai Ageng Selo iku sawijining Kiyai sing setiti ngati-ati. Saben-saben ana kedadian sing dadeake cilaka lan sengsara terus dieling-eling aja nganti nglakoni maneh. Malah putra wayahe uga diwanti-wanti aja nganti ngalami kedadean utawa nglakoni lelakon sing marakaake cilaka mau. Kang kaya mangkono iku diarani “WEWALER” tegese larangan. Ing ngisor iki tuladha wewaler saking Kiyai Ageng Selo : Ora kena dodol sega Nuju sawijining dina, ana tamu sowan Kiyai Ageng Selo. Tamu diaturi pasugatan dahar sega sauba-rampene, nanging tamu mau ora kersa dahar, merga mentas jajan sega saka warung. Eyang Kiyai Ageng Selo cuwa penggalihe, mula banjur nibaake wewaler “Poma-poma anak putuku aja pada dodol sega”. Ojo nandur waluh ing plataran ngarep omah Nuju sawijining dina Kiyai Ageng Selo lagi momong putrane ing pelataran ngarep daleme. Dumadakan ana wong edan ngamuk ngoyaki wong kampung. Eyang Kiyai Ageng nedya nyekel wong edan mau, nanging gandeng isih momong, mula luwih disik nylametake putrane, gegancangan diasta mlebu dalem. Saking kesusune Eyang Kiyai Ageng Selo dawah kesrimpet wit waluh sing ditandur ing plataran ngarep dalem. Mula wiwit dina iku Eyang Kiyai Ageng Selo ora marengake yen putra wayahe nandur waluh ing plataran ngarep omah.

Minggu, 15 September 2013

Asal mula Desa Ngrojo Bangilan Tuban

Asal mula Desa Ngrojo Bangilan Tuban
 Oleh : Lailatul Nurul Istiqomah Kls XII MA ASSALAM Bangilan Tuban 

Ada banyak cerita/ legenda yang beredar di masyarakat desa Ngrojo tentang asal mula desa itu diberi nama “Ngrojo”. Salah satu ceritanya adalah tempat tinggal para rajja pada zaman dahulu, ada juga yang bercerita kalau dulu daerah itu banyak tumbuh pohon pisang raja, dan ada pula yang menceritakan ada seorang nenek tua yang datang ke tempat itu kemudian memberikan nama daerah tersebut Ngrojo. 

Perihal nenek tua tersebut diceritakan beliau bernama Mbah Buyut Sakep. Beliau tinggal di tempat itu dan membangun rumah, lama kelamaan tempat itu menjadi ramai oleh pemukiman penduduk. Menurut para sesepuh desa rumah Buyut Sakep berada disekitar kuburan sekarang yang tepatnya berada di sebelah timur desa. Buyut Sakep konon adalah seorang yang linuwih. Beliau memiliki benda aneh yang berupa beras yang diolah menjadi nasi. Dan nasi tersebut tidak pernah habis walau dimakan berkali-kali selama hidupnya. Sehingga Buyut Sakep tidak perlu bekerja keras untuk mencukupi kebutuhannya, ia hanya sesekali pergi untuk mencari laup pauknya saja.

 Sepeninggal Buyut Sakep nasi tersebut ikut hilang entah kemana. Untuk mengenang jasa-jasa dari Buyut Sakep sebagai orang yang pertama kali babat desa, tempat itu oleh masyarakat Ngrojo kemudian diberi nama jalan Buyut Sakep. 

Demikian sekilas tentang legenda desa Ngrojo Bangilan Tuban.

Selasa, 10 September 2013

Asal Mula Goa Ngerong Rengel Tuban

kasku.co.id


Menurut folklore yang beredar di masyarakat sekitar wisata goa Ngerong, bahwa di wilayah tersebut, sekitar 2000 tahun yang lalu berdiri sebuah kerajaan lokal yang berpusat di wilayah Rengel tepatnya sekarang di dukuh Gumeng Desa Banjaragung Kec. Rengel Kab. Tuban. Kerajaan itu bernama Gumenggeng. Rajanya adalah Raden Arya Bangah putra dari Kyai Gede Lebe Lontang. Alkisah pada suatu ketika wilayah kerajaan Gumenggeng yang memang secara geografis berada di pegunungan kapur sulit untuk mengakses sumber air khususnya di musim kemarau dilanda paceklik dan kekeringan panjang, hingga rakyat menderita. Raden Arya Bangah sangat prihatin melihat kondisi rakyatnya, beliau kemudian lelana brata, laku prihatin untuk mendapatkan petunjuk dari dewata tentang pagebluk panjang yang menimpa kerajaan yang dipimpinnya. Beliau pun mendapat petunjuk dalam mimpinya jika ada yang bersemedi di puncak gunung (saat ini bernama Desa Andhong), maka Kerajaan Gumenggeng akan selamat dari kekeringan. Jadi, diadakanlah sayembara. Dan bagi yang bersedia, akan dihadiahi tanah yang luas. Kemudian, muncullah seseorang yang bernama Kyai Jala Ijo. Ia memberikan persyaratan agar ditemani oleh dua orang pengawal kerajaan. Sesampainya di puncak bukit, sang kyai pun bertapa, mengheningkan cipta mandeng pucuking grana, sedakep saluku tunggal, nutup babahan hawa sanga, muji marang Dzat kang murbeng wisesa untuk mendapatkan bisikan ghaib dan petunjuk. Dan benar setelah bertapa di puncak Ngandhong, Kyai Jala Ijo mendapatkan petunjuk bahwa ia harus menyungkil tanah di tempat tertentu di Kerajaan Gumenggeng (saat itu masih belum ada namanya). Akhirnya, dengan ditemani dua pengawalnya, jadilah ia menancapkan tongkatnya di tempat tersebut, lalu mencungkilnya. Setelah itu, dia segera berbalik pulang dan mengamanati kepada kedua pengawalnya untuk tidak menoleh ke belakang sama sekali. Tetapi, ketika berjalan pulang, salah satu pengawalnya menoleh ke belakang. Tiba-tiba, muncul seorang putri nan cantik rupawan yang menggoda pengawal itu, dan membawanya pergi, hilang sampai saat ini. Sedangkan tanah yang tadinya dicungkil oleh Kyai Jala Ijo, menurut kepercayaan, kemudian mengeluarkan air dan berubah menjadi celah (gua) yang berbentuk menyerupai rong (terowongan/ lubang). Sehingga, tempat tersebut kini diberi nama Gua Ngerong.

Selasa, 03 September 2013

Perkembangan Seni Sastra

Perkembangan Seni Sastra

 Istilah “sastra” memiliki arti tulisan. Secara lebih luas, sastra dapat diartikan pembicaraan tentang berbagai tulisan yang indah bentuknya dan mulia isinya. Ditilik dari segi bentuk, karya sastra adalah sesuatu yang dapat menyenangkan hati, sedangkan bila ditilik dari segi isi, karya sastra memiliki nilai guna bagi siapa saja yang mampu menggapresiasikannya. Perkembangan Seni sastra Seni sastra zaman kuno dikembangkan melalui tradisi lisan (folklore), yaitu tradisi yang diwariskan dari mulut ke mulut dan disampaikan dalam bentuk cerita atau dongeng. Kemudian pada zaman aksara seni sastra dikembangkan dalam bentuk tulisan-tulisan atau karya sastra yang ditulis pada daun lontar. Kebanyakan karya sastra era ini berasal dari zaman Hindu Budha. Karya-karya tersebut diantaranya : 
1. Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh 
2. Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh
3. Smaradahana karya Mpu Darmaja
4. Wrattasancaya dan Lubdhaka karya Mpu Tanakung 

Pada akhir abad 16-17 M, perkembangan seni sastra banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam akibat dari munculnya peradapan Islam di Nusantara. Karya sastra tersebut diantaranya :
1. Asrar al Arifin, Syair perahu, Syair dagang, syair si burung pingai, karya Hamzah Fansuri 
2. Tibyan fi ma’rifat al adyan, sirot al mustaqim, bustan as salatin, karya Nuruddin ar Raniri 
3. Mir’at al iman mir’at al mu’minin karya Syamsudin Pase. 

Sedang di zaman Indonesia sastrawan-sastrawan yang kita kenal diantaranya : 
1. Chairil Anwar 
2. Sutan Takdir Alisyahbana 
3. H.B. Yasin 
4. Ajip Rosidi 
5. Hamka 
6. NH. Dini 
7. Umar Kayam 
8. Sapardi Djoko Damono 
9. Taufiq Ismail 
10. WS. Rendra 

Penggolongan seni sastra di Indonesia dalam beberapa zaman :
 a. Pujangga Lama Karya sastra yang dihasilkan sebelum abad XX. Karya sastra era ini didominasi oleh syair, pantun, gurindam, dan hikayat. 
b. Sastra Melayu Rendah Karya sastra yang dihasilkan sejak tahun 1870-1942, yang berkembang di lingkungan masyarakat Cina dan masyarakat Indo-Eropa 
c. Angkatan Balai pustaka Karya sastra Indonesia sejak tahun 1920-1950 yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerpen, drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan karya sastra angkatan Pujangga Lama. 
d. Pujangga Baru Angkatan ini muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karyya sastra khususnya yang menyangkut nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. 
e. Angkatan ‘45 Karya sastra angkatan ini diwarnai pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya. 
f. Angkatan 50-an Ditandai dengan terbitnya majalah satra Kisah asuhan HB. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra didominasi cerpen dan kumpulan puisi. 
g. Angkatan 50-60-an 
h. Angkatan 66-70-an Ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Sastrawan era ini diantaranya Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuaunto, Gunawan Muhammad, Sapardi Djoko Damono, Satyagraha Hurip, dan Paus Sastra Indonesia H.B. Jassin. 
i. Dasawarsa 80-an Era ini didominasi karya sastra yang bergenre roman percintaan dan sastrawan wanita. 
j. Angkatan Dasawarsa 2000-an Karya sastra era ini merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 90-an seiring dengan jatuhnya Orde Baru. 
k. Cybersastra Sastra era internet.

Jumat, 23 Agustus 2013

Makna 17-an

Hiruk pikuk perayaan tujuhbelasan dari sudut-sudut RT/RW, perkampungan, kecamatan hingga level nasional menjadi hal yang menarik untuk kita obrolkan.Dari panjat pinang, makan krupuk, balap karung, karnaval, gerak jalan menjadi tontonan yg kadang menggelikan. Betapa tidak, ketika api nasionalisme dikobarkan pada saat itu pula kita lihat beberapa kelompok regu gerak jalan memakai simbol, memakai kostum yang jauh dari semangat kemerdekaan itu sndiri, ada yang memakai kaos bergambar bendera Amerika, dan banyak pula menurut saya memakai seragam yang tidak mencerminkan budaya dan adat ketimuran kita. Saya rasa bukan hanya simbol dan gambar di seragam saja penyelewengan makna kemerdekaan namun cara dan sikap mereka dalam memaknai kemerdekaan jauh panggang dari api. Merdeka bukanlah bebas merdeka semau gue, ada tujuan mulia yang hendak dicapai dari kata merdeka itu sendri. Dengan kata merdeka hendaknya kita mampu bermetamorfosa menjadi manusia-manusia yang menghamba kepada kemanusiaan bukan pada manusia itu sendiri. Karena penghambaan tertinggi kepada Tuhan hanya bisa dicapai dengan jalan yang manusiawi, oleh karena itu mari bebaskan diri dari segala macam ketergantungan yang mendestruksi keluhuran akal budi kemanusiaan. Ayo bangsaku !!! ayo para pemuda-pemudi !!!... terus kobarkan dalam dada api sikap merdeka, agar bangsa ini menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur, lepaskn tali hegemoni yg membelenggu baik hegemeni modal, hegemoni kebudayaan dan cara berfikir, jika itu yang terjadi, perjalanan bangsa ini akan sampai ke gerbang masyarakat yang baldatun thoyyibatun wa Robbun ghofuur..semoga Allah meridloi. Amien. Salam Merdeka. JWT

Minggu, 11 Agustus 2013

Mudik 2014

Mudik adalah kosakata setahun sekali yang kita dengar dan menjadi fenomena luar biasa di tengah masyarakat kita. Ribuan bahkan jutaan anak manusia menuju ke hal yang sama. Kembali ke kampung, kembali ke asal, mencecap rindu, menebar senyum, beramah-tamah bersama sanak saudara, handai tolan, teman,guru-guru dan semua yang telah menjadi sejarah dan masa silam. Harta, waktu, kenyamanan, dan semua dikorbankan demi sebuah kata mudik. Entah ia sadari atau tidak secara prespektif religi mudik berarti ke asal, kembali fitri, kembali suci. Mudik menjadi gambaran bagaimanapun keindahan dan kenyamanan hidup di kota dengan segala fasilitasnya tidak menjadi alasan bagi kita untuk terus-terusan tinggal disana. Ada saatnya kita kembali kepada asal kita. Kembali ke akar kehidupan kita. Orang Jawa bilang "Bali marang mula-mulo niro" kembali kepada asal kita. Dari tidak ada kembali tidak ada, dari bukan apa-apa menjadi bukan apa-apa lagi. Jadi seyogyanya mudik mengingatkan kita pada sangkan paraning dumadi. Dari mana kita berasal dan selanjutnya akan kemana nantinya. Dan menjadi luar biasa menurut saya orang yang menyadari arti mudik yang dilakukannya, karena ia telah menjelma menjadi insan yang peduli dan ingat dari mana ia berasal. Ibarat pepatah kacang tidak lupa akan kulitnya. Salam mudik Salam bahagia Salam untuk keluarga, teman, handai tolan, dan guru-guru kita semua. JWT

Kamis, 01 Agustus 2013

Komunitas Infaq Kita buka bersama anak yatim/ piatu dan dhuafa'

Bangilan, 1 Agustus 2013. Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, bulan dimana segala amal kebaikan dibalas berlipat-lipat. Alhamdulillah komunitas Infaq Kita tadi sore menyelenggarakan silaturrahmi dan buka bersama dengan sejumlah anak yatim dan dhuafa' di wilayah kec. Bangilan, tepatnya di rumah saudara Ahmad nasiruddin desa Kedungmulyo. Acara yang didukung oleh Baitul Maal Manfaat (BMM) ini dalam rangka berbagi kebahagiaan dengan sekitar 25 anak yatim, selain berbuka mereka juga mendapatkan bingkisan jajan dan uang saku. walau hanya sekedarnya semoga itu dapat menambah kebahagiaan bagi mereka semua. amien. Menurut saudara Ahmad Nasiruddin salah satu anggota komunitas Infaq Kita, acara yang serupa akan digelar tidak hanya untuk anak yatim tapi juga kepada pihak-pihak masyarakat yang tidak mampu, namun semua itu butuh dukungan dari semua pihak tentunya, baik dukungan moril maupun dana dari para donatur. Semoga kerja-kerja kecil ini mampu memberikan manfaat untuk kita semua. amien. JWT

Minggu, 30 Juni 2013

Liburan Gowes Ke Prataan

Masa liburan tentu menjadi masa yang sangat menyenangkan, seabrek kegiatan mungkin telah kita rencanakan, baik bersama teman-teman, keluarga, ataupun kolega-kolega kita. Yang paling penting tentu kebersamaan yang menyenangkan. PANTER (Cyicling Club) tanggal 23/6/2013 kemarin menjelajah jalan raya Jatirogo-Bojonegoro. Tujuannya adalah Wana Wisata Prataan yang berada di Kec. Parengan. 

Berangkat pukul 07.00 WIB bersama 19 pasukan kavaleri PANTER meluncur dari gapura Pesantren ASSALAM. Pasukan yang digawangi oleh Kak Ridho ini dengan penuh semangat melibas tanjakan yang membuat nafas tersengal dan kering tenggorokan. Lha wong memang pasukan ini tidak dilengkapi dengan peralatan (sepeda) yang khusus untuk menaklukkan tanjakan. Ya semampunya berjalan, kadang turun kadang berhenti untuk mengumpulkan sisa-sisa tenaga. 

Tak ada yang menarik dalam misi kali ini, namun semangat PANTER yang harus terus dihidupkan. Ya minimal kita ambil manfaatnya guna membakar lemak yang menggumpal di perut dan pinggang. Sekitar pukul 11.00 WIB, misi ke Prataan pun tertaklukkan. Bekal air yang dibawa dari rumah telah habis di jalan akhirnya kita beli di warung disekitar tempat rekreasi air belerang itu. Karena sebab BBM yang sudah naik atau sekedar asal-asalannya si penjual warung harga minuman ringan dan air mineral melambung tinggi. Biasanya air botol kita beli dengan harga Rp 3.000,- disana kita harus membayar dua kali lipatnya lebih, yaitu Rp 7.000,-. Wah geleng-geleng kepala rasanya. Dampak dari kenaikan BBM benar-benar digunakan untuk mencekik tenggorokan kita, minum air putih harus bayar mahal menurut ukuran kantong kita.


Namun tak apalah, pedagang juga perlu untung guna menyalakan dapur mereka biar tetep mengepul. Sekitar  satu jam dilokasi pasukan PANTER akhirnya meninggalkan lokasi, tak ada yang bisa kita lakukan di Wana Wisata tersebut kecuali bengong di hadapan dua ekor kera bertingkah lucu yang dikerangkeng. Sebenarnya ada kolam renang di lokasi air panas tersebut namun kayaknya kita enggan untuk mengeluarkan biaya lagi guna membeli tiket berenang. Karena masuk ke lokasi tempat wisata sudah membayar sebesar Rp 3.000,- dan jika mau berenang membayar lagi Rp 5.000,-. Dan pulang agaknya menjadi pilihan yang tepat bagi pasukan PANTER. Sekitar pukul 15.30 WIB seluruh pasukan PANTER telah merapat ke rumah masing-masing. Sekian. JWT


Pesanggrahan Gembul Desa Jadi Semanding

Perbukitan kapur utara atau gugusan pegunungan kendeng membentang luas di wilayah Tuban bagian selatan, hal ini menjadi berkah sekaligus musibah bagi masyarakatnya. Berkah karena bebatuan karst ini menjadi lumbung uang bagi masyarakat sekitar dan musibah karena efek yang ditimbulkan oleh penambangan tersebut. Sumber-sumber air akan menipis dan kerusakan alam baik flora maupun fauna tentu tak terelakkan lagi.

Sebagaimana yang kemarin saya lihat ketika jalan-jalan ke pesanggrahan Gembul, sepanjang perjalanan di kiri kanan jalan batu-batuan putih itu digali dan digergaji untuk memenuhi tuntutan anak istri. Yah !.. saya kira tidak bijak jika kerusakan alam ini hanya sekedar dibebankan kepada para pekerja itu, mereka punya kuwajiban untuk hidup lebih baik seperti layaknya manusia lainnya tentunya. Ke Pesanggrahan Gembul yang konon menjadi tempat bersejarah bagi awal perkembangan Islam, karena di tempat ini kabarnya menjadi markas penting para Wali Songo untuk berkumpul membahas masalah dakwah di tlatah Jawa. Namun sayang saat aku ziarah kesana mbah juru kuncinya sedang tidak ada. Praktis saya tidak bisa mendengar langsung cerita dari sang juru kunci mengenai hal itu. Namun kekudusan pesanggrahan tersebut mampu bercerita ke dalam batinku akan kebenaran kisah tersebut. Walau mungkin dalam kaca mata disiplin ilmu sejarah tak bisa bercerita banyak, karena memang tidak ditemukan bukti-bukti otentik tentang kebenaran kisah tersebut.

Di lembah Gembul dihuni sekawanan kera Jawa yang populasinya cukup banyak. Ada ratusan ekor menurut pengamatan saya. Sayang kera-kera tersebut kurang mendapat asupan makanan. Mereka hanya makan daun-daunan dan akar pohon yang tumbuh di lembah yang mulai gersang. Selain itu menurut warga setempat pada musim panen sekawanan kera Gembul akan  mencuri hasil ladang penduduk. Tentu hal itu tidak dibiarkan, oleh penduduk kera-kera lapar itu akan diusir agar tidak mendekati ladang mereka. Yah begitulah nasib kawanan primata yang memang tak punya jaminan hidup dan masa depan dari pemerintahnya. hehe..apalagi pemerintahan kita bangsa manusia ini tentu tak sudi membantu mereka.

Aliran sungai yang membelah lembah kian hari kian menipis, padahal sungai itu menjadi tumpuan kebutuhan masyarakat disekitarnya. Mulai dari mencuci, mandi, hingga digunakan untuk minum warga setempat. Jika benar tempat itu dulu sebagai pusat pertemuan dewan Wali Songo tentu para wali menjadikan tempat itu menjadi semisal taman surga, dibawahnya aliran sungai jernih mengalir, pohon-pohonan rindang menyejukkan pandangan, dan digunakan sebagai tempat taqarrub ilallah, namun sekarang keadaannya lain, walau disitu berdiri sebuah musholla namun saya melihatnya tak lebih dari sekedar bangunan yang dibiarkan tanpa perawatan yang memadai, jika ada seorang juru kunci yang menjaga situs tersebut tak lebih dari panggilan nurani saja tanpa ada campur tangan dari pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kelestarian situs bersejarah. Dan yang tentu menjadi perhatian serius adalah adanya praktek-praktek klenik yang sering dilakukan oleh sebagian masyarakat guna meluluskan apa yang menjadi keinginan mereka dengan cara mendatangi situs tersebut.

Pesanggrahan Gembul
Semoga ke depan pemerintah daerah Kab. Tuban dan masyarakat semua tentunya, punya kepedulian terhadap sejarah, lingkungan, dan kelestarian alam agar anak cucu kita kelak tidak buta sejarah serta mencintai alam sekitarnya sebagaimana mereka mencintai ibu bapaknya. Karena pada hakekatnya alam ini yang meliputi bumi dan langit secara bersama mengasuh kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu tepat sekali pitutur sesepuh kita untuk ikut "Memayu Hayuning Bawana Ambrasta Dur Angkara". Salam. JWT

Tugu Batu Yang Konon Digunakan Sebagai Tiang pengikat hewan tunggangan wali Songo



















Minggu, 16 Juni 2013

Etnografi Suku Bali

Kebudayaan Bali

a.       Sistem Religi dan Kepercayaan
Sebagian besar masyarakat Bali beragama Hindu-Bali, tetapi ada segolongan kecil masyarakat Bali yang menganut Islam, Kristen, dan Katholik. Penganut Islam terdapat di Karangasem, Klungkung, dan Denpasar, sedangkan penganut agama Kristen dan Katholik terutama terdapat di Denpasar, Jembrana, dan Singaraja.

Orang Hindu percaya adanya Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti yang berwujud :
1.       Wujud Brahmana yang artinya menciptakan
2.       Wujud Wisnu yang artinya melindungi serta memelihara
3.       Wujud Siwa yang artinya melebur segala yang ada

Selain itu mereka juga mengenal konsep roh yang meliputi :
-          Atman (roh abadi)
-          Karmapala (Buah dari sebuah perbuatan)
-          Punarbawa (kelahiran kembali dari jiwa)
-          Moksa (kebebasan jiwa dari lingkaran kembali)
Semua konsep tersebut termaktub dalam kitab Weda.
b.      Sistem Kekerabatan
Orang Bali dianggap sebagai warga masyarakat sepenuhnya jika sudah menikah. Perkawinan adat Bali bersifat eksogami, sehingga orang Bali akan berusaha untuk kawin dengan orang-orang yang dianggap sederajat dalam klen dan kasta (tunggal kawitan, tunggal dadia, tunggal sanggah).
Dahulu, jika terjadi perkawinan campuran, wanita akan dinyatakan keluar dari dadia. Secara fisik, suami istri akan dihukum buang (maselong) untuk beberapa lama ke tempat yang jauh. Sekarang hukum itu tidak berlaku lagi.
c.       Sistem Politik
Kelompok kesatuan adat di Bali disebut Banjar. Pusat banjar adalah bale banjar. Banjar dikepalai oleh seorang kepala yang disebut klian banjar (kliang). Tugas klian banjar menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan.
Selain Banjar kesatuan adat masyarakat Bali meliputi :
1.       Subak
Subak adalah badan hukum adat yang otonom yang mengurusi masalah irigrasi dan sekaligus sebagai badan perencana aktivitas pertanian dalam suatu kelompok keagamaan. Subak dipimpin oleh seorang yang disebut sebagai sedahan agung.
2.       Seka
Seka adalah organisasi yang bergerak dalam lapangan hidup khusus yang meliputi :
a.       Seka yang bersifat permanen misalnya :
1.       Seka baru (perkumpulan tari baris)
2.       Seka truna (perkumpulan para pemuda)
3.       Seka daha (perkumpulan gadis-gadis)
b.      Seka yang bersifat sementara atau seka yang didirikan berdasarkan kebutuhan tertentu seperti :
1.       Seka memula (perkumpulan menanam)
2.       Seka manyi (perkumpulan menuai)
3.       Seka gong (perkumpulan gamelan)
d.      Sistem Kesenian
1.       Tari Daerah
Diantara tarian dari Bali adalah tari Legong dan tari Kecak. Tari legong menceritakan kisah cinta Raja Lasem, sedang tari kecak menceritakan kisah bala tentara monyet Hanuman dan Sugriwa dalam epos Ramayana.
2.       Rumah Adat
Rumah adat Bali meliputi Gapura Bentar (pintu gerbang), balai begong (tempat istirahat raja dan keluarga), balai wanikan (tempat adu ayam dan tempat pagelaran kesenian), Kori Agung sebagai pintu masuk pada waktu upacara besar, dan kori Babetelan yang merupakan pintu untuk keperluan keluarga.
3.       Pakaian Adat
Pakaian pria berupa ikat kepala (destar) kain songket saput, sebilah keris terselip pada pinggang bagian belakang.
Pakaian wanita memakai dua helai kain songket, stagen songket atau meprada, dan selendang/ senteng. Ia juga memakai hiasan bunga emas dan bunga kamboja di atas kepala. Perhiasan yang dipakai adalah subang, kalung, dan gelang.